Kamis, 25 Desember 2008

Cerita Singkat Lahirnya Islam di Indonesia



Pertemuan Kaum Muda Nahdlatul Ulama (KMNU) tempo hari memberikan banyak sekali pencerahan bagi saya. Ketika kita melihat sesuatu ataupun masalah, tidak terlepas dari asal terbentuknya, sejarah yang melahirkannya dan hal yang tetap melekat. Begitulah sedikitnya satu bagian dari beberapa materi yang didiskusikan khususnya mengenai islam di Indonesia dengan tradisi dan khas ke-Indonesiaan-nya yang disampaikan oleh Agus Sunyoto.

Jauh sebelum Hindu dan Budha datang bahkan Islam, nusantara sudah menganut agama/kepercayaan yang dinamakan Kapitayan (oleh pemerintah hindia belanda didefinisikan sebagai animisme-dinamisme). Mereka menyembah Toyo yang berarti tidak ada atau tidak terdefinisikan yang disembah melalui benda-benda kramat dan bertuah seperti pohon-pohon besar, batu, sungai dan lain sebagainya. Tu, terdapat dua sisi yang membedakan, hantu merefleksikan kejahatan dan tuhan merefleksikan kebaikan. Sehingga agama-agama yang diterima oleh masyarakat merupakan akulturasi antara kepercayaan-kepercayaan tersebut dengan agama yang bersangkutan.

Beratus-ratus tahun Islam berdakwah melalui para pedagang namun ditolak mentah-mentah oleh penduduk, karena merupakan sesuatu yang asing, tidak dapat dipercaya dan dianggap mengganggu kepercayaan yang sudah mengakar. Sampai akhirnya datang para da'i yang kita kenal dalam fase wali songo yang mensyiarkan Islam dengan cara mengikuti budaya yang sudah ada sampai akhirnya diterima di masyarakat.

Dahulu, tempat peribadatan dengan atap kerucut yang dinamakan 'Sanggar', setelah Islam datang kemudian diganti menjadi 'langgar' beserta Beduk yang menyertainya sampai tradisi peribadatan seperti wajib buka alas kaki ketika memasuki sanggar dan lain sebagainya. penggunaan wayang sebagai alat dakwah, tradisi-tradisi peribadatan konservatif yang diidentikkan sebagai bid'ah oleh kaum wahabi tidak lepas dari sejarah dan akulturasinya.

Sampai saat ini, tradisi ke-Islaman di Indonesia merupakan ciri khas Islam Indonesia yang kemudian menjadi alasan terbentuknya organisasi massa (Ormas) Islam Nahdlatul Ulama terbentuk sebagai counter atas berdirinya Muhammadiyah yang menganggap banyak tradisi ke-Islaman yang selama ini dijalani mengandung thagut, bid'ah dan churafat (TBC).

Selasa, 16 Desember 2008

Download & Convert Video Streaming



Youtube, Metacafe, Megavideo, Dailymotion ...
Kadang kita ingin menjadikan koleksi dari beberapa penyedia video online seperti youtube, namun biasanya kita tidak dapat langsung men-download dari site yang bersangkutan. Butuh bantuan downloader &/ converter baik berbasis web maupun tools. Saat ini sangat banyak situs penyedia streaming downloader, software downloader sampai converter. Berikut beberapa pilihannya:

1. Download Melalui Website.
Buka site Youtube atau yang lain, klik video yang diinginkan, copy url video yang dibuka (sedang berjalan) kemudian paste di Keepvid ataupun Clipnabber. Biasanya kita diberikan pilihan download format flv-flash video (low quality) atau mp4 (high quality).

- Menjalankan file format flv

File berformat flv biasanya tidak dapat langsung dijalankan di windows media player ataupun winamp, untuk pengguna linux biasanya sudah tersedia codecnya. Beberapa aplikasi yang bisa menjalankan file flv adalah:

SMPlayer 0.6.5.1
Software ini sudah terinstal banyak sekali codec. Sehingga berbagai format video dapat dijalankan disini. download disini

FLV Player 2.0.25
Aplikasi pemutar video flv. download disini

2. Software Downloader dan Converter
VDownloader 0.75
Video streaming dapat didownload dan langsung diconvert ke beberapa format seperti AVI,IPhone (IPOD Compatible) Nokia N800/N810 MPEG, MP3, 3GP, VCD, SVCD, DVD. Download disini

3. Addon Browser - Mozilla Firefox
Bisa juga memanfaatkan Addon firefox. Download disini

Selamat Mencoba....!!!

Jumat, 12 Desember 2008

Ngintip Status YM temen Yuk...!


Walaupun sudah banyak yang tahu, saya yakin masih lebih banyak yang tidak tahu kalau kita bisa mengintip status Yahoo Messenger (YM) teman kita, Apakah invisible atau offline? Begitulah alasan mengenai kelayakan posting tulisan ini.

Mungkin fitur ini cocok untuk debt-collector via YM (hehehe..). Tersedia banyak sekali Website yang menyediakan layanan ini, beberapa diantaranya:
  1. IMVisible
  2. DetectInvisible
  3. Vizgin
Hanya mengetikkan ID YM-nya saja, tidak perlu sign-in dan dalam beberapa detik.... ketauan deh!
Selama ini terbukti akurat dari beberapa kali percobaan. Selamat mencoba

Jumat, 05 Desember 2008

Pemilu Kampus



Pembelajaran Politik Student Goverment

Student Goverment merupakan miniatur kecil sebuah sistem kenegaraan di kampus yang tertuang dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari tingkatan pusat sampai jurusan. Disini saya sedikit menceritakan alamamater saya, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang kebetulan saat ini sedang melaksanakan pemilu raya (pemira) kampus. Mulai dari partai politik yang memiliki basis massa, di UIN ada beberapa organisasi ekstra dan intra yang berperan atas eksistensi partai politik tersebut. Berikut partai-partai dengan basis massanya:
  • Partai Boenga, unit kegiatan mahasiswa (UKM) kampus dan Forum Kota (Forkot).
  • Partai Persatuan Mahasiswa (PPM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
  • Partai Reformasi Mahasiswa (parma), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
  • Partai Progresif, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
  • Partai Inteletektual Mahasiswa (PIM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia (KAMMI) dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
Itulah partai-partai besar yang konsisten berpartisipasi. Masing-masing memiliki ideologi dan ciri khasnya tersendiri.

Sebelum diselenggarakan pemilihan langsung dalam pemilu nasional, UIN Jakarta sudah lebih dahulu melaksanakannya. Presiden memiliki kabinet yang bekerja berdasarkan programnya yang diawasi legislatif. Secara implisit, prosedur dan mekanismenya sama dengan kenegaraan mulai dari penetapan anggaran dan program kerja. Kekurangannya, pemerintahan mahasiswa tidak mendapatkan porsi penuh terhadap setiap kebijakan kampus dari tingkatan rektorat sampai jurusan. Tidak adanya partisipasi atas perubahan kurikulum, biaya kuliah dan kebijakan lainnya yang menjadikan peran BEM sebagai reaksioner saja. BEM mengembangkan wacana intelektual dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Seolah menjadi republik tanpa publik, tidak ada sinergi antara perkuliahan dengan kegiatan kemahasiswaan. Eksesnya adalah mahasiswa yang menjadi aktivis beresiko dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) yang jeblok.

Umur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang sebiji jagung merupakan kemajuan yang berarti dibandingkan dengan sistem sebelumnya, Senat Mahasiswa. Semoga terus berproses menjadi lebih baik guna mengartikulasikan peran mahasiswa sebagai agen of social change yang tidak hanya sibuk dengan urusan internal kampus, namun peka terhadap kondisi sosial masyarakat.
Diberdayakan oleh Blogger.

My Instagram