Selasa, 20 Oktober 2009

Mana Pembuktiannya?

Wacana yang hampir tidak pernah dilontarkan apakah perlu dibuktikan? saya rasa hal tersebut tidak perlu. Ternyata dalam banyak hal, justru menjadi clear enough dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Yup, setiap yang lazim dilalui setiap orang, kemapanan dan pekerjaan, kekasih dan pernikahan, pendidikan, serta mungkin dapat bertambah lagi persoalannya.

Setiap levelitas kehidupan pasti menunjukkan masalahnya masing-masing. Seperti hukum kepuasan (dalam ekonomi) saja, saat mencapai titik kulminasinya maka akan kembali datar dan semakin berkurang kepuasan kita. Mapan melihat kaya dan berdiri diatas si miskin, kaya melihat konglomerat, begitu seterusnya jalur vertikal yang tak kunjung henti. Masing-masing memiliki keinginan yang tak pernah terpuaskan, juga sama-sama diliputi kebimbangan pada hal-hal yang lazim seperti disebutkan diatas.
Menjadi seseorang yang lazim seperti kebanyakan orang mungkin syarat dimana kebimbangan kita sidah terjawab. Misal dalam umur 22 tahun seharusnya sudah selesai kuliah dan beranjak ke 23 tahun sudah memulai pekerjaan, di umur 25 sudah lumayan mapan dan umur 27 sudah memulai rumah tangga, umur 30 sudah stabil dan memupuk konsistensi hidup. Kalau dalam beberapa materi motivasi justru kita diajarkan untuk menjadi berbeda dan bukan menjadi kebanyakan orang pada umumnya. Misal saat kuliah kita sudah bisa menjadi pengusaha yang sukses, mempunyai mimpi yanag besar dan pantang menyerah. Membuat orang-orang dan lingkungan sekitar menjadi magnet yang dapat mendukung setiap cita-cita besar kita (mengutip; The power of attraction).

Menjalankan hidup apa adanya dapat menjadi salah atau tidak tergantung pada penilaian dan penyikapan atas apa yang ada di depan mata. Saat ini -mudah-mudahan tidak salah- saya beserta teman-teman yang lain berusaha memecah kebimbangan atas persoalan kelaziman hidup dan juga berupaya menjadi yang tak biasa. optimis melalui setiap proses dengan keyakinan, jangan pernah menyerah pada kondisi objektif.

Selasa, 06 Oktober 2009

Coba aja kalau berani...!

Kata coba berarti menjajal, berawal dari yang katanya iseng namun sesungguhnya adalah upaya pemenuhan rasa penasaran. Sama dengan mencicipi produk demo version, trial version, test drive dan berbagai macam pembungkus bahasanya. Hal yang dalam mindset kita baru, berhak untuk dicoba bukan untuk langsung diputuskan, jadi percobaan merupakan salah satu hal serius. Misal saya mencoba software trial version, ketika puas kemungkinan besar ada rasa ingin memiliki secara permanen baik dengan cara beli license atau crack serial number. Dalam kasus kecanduan narkoba, manipulasi dan berbohong banyak yang berawal dari yang namanya 'mencoba', "katanya enak tapi kok dilarang, yaudah pengen tau aja sih", ups, berkelanjutan dan siap-siap menjadi korban.

Pernah suatu ketika saat sekolah saya coba ikut membolos sekolah 1 hari, ternyata enak juga ya. Ehm, tambah 1 hari lagi deh, kan absen 1 atau 2 sama saja dan tidak jauh beda. Coba mengambil kemungkinan lagi, gimana kalau tambah 1 hari lagi menjadi 3 dengan asumsi sama dengan diatas. Begitu seterusnya dan seterusnya. Kasus diatas sepertinya dapat berlaku pada kegiatan apapun. Ketika pertama kali coba, kok biasa saja terus membuat penilaian sendiri.

Setiap kegiatan rutin itu katanya sih ada "peng-apes-annya", istilah yang biasa dipakai untuk tindakan kejahatan. Anggap saja kita beramal itu tidak baik kalau ada yang tahu dan kita rajin sekali melakukan amal jariyah <mudah-mudahan ^_^>, dalam statistik pasti ada saat dimana ketika melakukan amal pasti ketahuan, dan disitulah pengapesan jika dianalogikan pada perbuatan jahat seperti mencopet, mencuri dan berbohong.

Semoga kita semua tidak masuk dalam generasi mencoba setiap hal yang secara normatif dilarang dan melawan nurani kita sebagai manusia. Ingat kejahatan itu bukan hanya karena niat pelakunya semata, tapi karena ada kesempatan yang mengakibatkan percobaan kriminal. Karena itu waspadalah... waspadalah... hahahaha..

Jumat, 02 Oktober 2009

Berusaha Menjadi Tidak Biasa

Ada cerita seorang direktur sebuah perusahaan besar sedang berangkat kerja membawa mercedes benz E-Class melewai jalan raya kwitang, ditengah jalan setengah macet tiba-tiba terdengar suara benturan keras yang menabrak mobilnya. Dengan sangat ketakutan keluarlah pengemudi bajaj yang menabrak mobil tersebut berusaha meminta maaf, namun dengan nada rendah seorang direktur hanya menanyakan "Bapak baik-baik saja?" ... "baiklah, jika tidak ada yang luka dan cedera saya melanjutkan perjalanan dan saya harap Bapak bisa lebih berhati-hati lain waktu". Bisakah kita bersikap seperti itu tanpa harus merasa rugi? Mungkin saya sendiri masih ragu apakah bisa.

Berpikir positif, rendah hati dan bijaksana tidak serta merta dapat dilakukan seperti membalikkan telapak tangan, karena terdapat dorongan yang lebih kuat yakni spontanitas yang merupakan pancaran dari tabiat. Atau hal pengandaian konyol yang pernah diungkapkan seorang AA Gym saat pembeli menjual dengan harga Rp. 1500,- namun pembeli justru menawar dengan harga Rp. 2500,- karena dirasa tidak pantas dihargai Rp. 1500,-. Kebiasaan yang tidak lazim dilakukan tersebut bukan merupakan suatu kejahatan ataupun kesalahan, bahkan jika kita melihat sejarah orang-orang sukses adalah melakukan hal positif yang tidak lazim dilakukan secara umum, seperti para pencetus agama yang semula dianggap sesat, Thomas A. Edison yang bangga akan ribuan kegagalan eksperimennya atau Munir yang begitu mengesankan mengadvokasi kasus orang-orang hilang...

Apatisme terhadap seorang motivator hanya karena dianggap tidak sesukses dan se-milioner motivatinya sampai terhadap bisnis MLM yang dianggap menjual mimpi menjadikan kita tidak yakin bahwa kita tidak memiliki kemampuan. Padahal kita sadari bahwa motivator layaknya seorang pelatih tidak harus bisa mengalahkan muridnya ataupun bisnis MLM yang tidak melulu melihat kegagalan tanpa kerja keras. Saya pernah sedikit menyimak buku The Secrets 'The Power of Attraction' yang mengungkapkan bahwa setiap orang memancarkan auranya dan dapatmenjadi magnet yang kuat atas keinginannya sampai bisa tercapai, tidak lain adalah bermimpi, yakin dan melangkah.

Idealisme menjadi sia-sia saat diliputi keraguan, inkonsisten serta membuat perbandingan kesalahan. Mungkin sebaiknya langkah pragmatis yang paling mungkin dilakukan untuk mencapai mimpi tersebut, step by step selayaknya kita lalui. Orang sukses tidak seperti kejatuhan emas tiba-tiba dari langit, namun butuh keinginan yang kuat dan yakin menjadi sukses. Akhirnya, para penyandang cacat yang mampu berprestasi bahkan bisa mencapai rekor dunia dapat melawan kekurangannya menjadi motivasi yang memberikan semangat lebih besar daripada kesedihan atas kehilangan mudah-mudahan dapat menjadi contoh yang baik bagi kita yang memiliki organ tubuh lengkap untuk memiliki mimpi yang besar dan terus berikhtiar.

Senin, 28 September 2009

Mulai lagi pasca lebaran

Bulan syawal yang katanya bulan peningkatan amal ibadah semoga juga diikuti peningkatan yang lainnya. Meningkatnya rasa aman,optimis dan realisasi. Perasaan terlebih dahulu memang, karena kaya atau miskin, susah ataupun mudah, komparasi sampai superlatve (paling) yang mengendalikan tetap perasaan. Pemilik kebun sawit ratusan hektar  yang terus merasa kurang belum tentu lebih beruntung dibanding petani yang sangat bahagia tanpa beban menjalaknkan rutinitasnya. Begitu juga percuma saja kita iba dan kasihan terhadap orang gila karena dia merasa paling bahaga di dunia.

Alhamdulillah pasca lebaran ini akan mulai mengajar sebagai honorer dan beberapa pekerjaan freelance didepan mata yang harus segera di follow-up. Tanpa rahmat dari Allah SWT hal tersebut tidak serta merta terjadi, puji syukur. Mungkin kalimat 'jangan pernah menyerah pada kondis objektif' merupakan motivasi yang sedikit banyak tertanam sejak seorang sahabat pernah mengatakan berulang kali sebagai jargon.

Setelah 2 (dua) tahun tidak mengajar dan fokus pada bidang tertentu, akhirnya terealisasi juga walaupun lagi-lagi melenceng dari konsen studi kuliah saya -akuntansi- untuk belajar yang namanya statistik. Mudah-mudahan tidak terkena karma 'kalau ingin semua, jangan pernah berharap dapat satupun'. Anggap saja beberapa aktivitas penekunan tersebut adalah adalah proses pengerucutan yang seharusnya dilakukan sejalan dengan umur yang terus bertambah.

Berbulan-bulan tidak komunikasi dengan kantor lama karena menganggap sudah tidak mungkin lagi bermain dibidang IT Ntworking-Hardware, saat terbangun kembali silaturahmi dan menciptakan kegiatan bersama. Selanjutnya, juga masih pada aktivitas lama... create & maintenance website. Sukses.

Sabtu, 19 September 2009

Selamat Idul Fitri 1430 H




Dengan segala kerendahan hati yang mendalam, saya haturkan:
Selamat hari raya Idul Fitri 1430 Hijriyah
Minal Aidin wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir & Batin
Semoga menjadi jiwa yang menang... Atas hawa nafsu, kesombongan, keserakahan, kemunafikan dan kemusyrikan.

Sabtu, 05 September 2009

Prestise Mengalahkan Esensi



Bukan dalam artian prestasi, namun lebih kepada pengunggulan kewibawaan yang membuat kita merasa wah, lebih dibanding, mantap, menakjubkan yang kemudian membawa seseorang menjadi terlena, masuk dalam perangkap alienasi. Penghilangan jati diri dan pengikisan nilai-nilai kepuasan esensial. Dalam berinteraksi, saat saya pernah berbincang dengan teman, beliau mengatakan tidak dapat dihindari bahwa kebutuhan mendasar adalah pengakuan dan penghargaan. Misal, apa yang membuat seorang biasa bangga 2 jam yang lalu naik mobil bersama seorang presiden? pengakuan, pengakuan dari pihak lain, baik teman, media atau siapapun yang memberikan kesaksian atas kejadian itu.

Beranjak pada sebuah jabatan dimana seseorang bisa begitu marah jika tidak dihormati atas kapasitasnya. Dalam konteks suri tauladan, sesungguhnya jabatan tidak serta merta membuat seseorang berwibawa, namun perlu komunikasi yang baik, kerendahan hati dan bijaksana diikuti kapasitas sumber daya yang cukup membuat pengakuan dan penghormatan tak perlu diminta secara langsung. Perlu kita semua sadari, tuntutan yang besar atas hak dapat menjadi malapetaka. Lebih kepada konsekuensi atas keputusan dengan menggiring arus kondisi objektif yang selalu melemahkan dan lagi-lagi selalu dijadikan alasan atas sebuah ketidakmampuan.

Mungkin seperti Thomas A. Edison yang mampu mengalahkan kondisi objektif dan menjadikan kegagalan seribu kali menjadi keberhasilan yang tertunda, menganggap bahwa setiap kegagalan adalah keberhasilan menemukan kesalahan instrumen yang tidak cocok dengan penelitiannya.

Selasa, 11 Agustus 2009

bloggerciputat.com Rilis...


Blogger Ciputat

Blogging study & sharing experience, dua kata itu yang mungkin cocok untuk rilisnya bloggerciputat.com. Materi dan tutorialnya mudah untuk dikonsumsi, karena bersifat praktis. Saat ini masih belum terlalu banyak memang tulisan yang ditampilkan, maklum, namanya juga masih beta. Pemula sampai advance tidak masalah, karena sharing knowledge yang dikedepankan, tinggal kemudian apa preferensi untuk ngeblog. Materi saat ini masih dalam kategori blog, SEO dan traffic.

Rabu, 22 Juli 2009

Maju Lagi Menapaki Kepastian

Upaya stabil terhadap komitmen pribadi walaupun berat namun tetap harus diputuskan juga. Tidak mungkin juga melawan arus dengan acuh terhadap image yang seharusnya orang kebanyakan diikuti, mulai dari pola tidur dan berkativitas alhamdulillah, insomnia ini akhirnya perlahan rekatannya lepas. Hidup nomaden layaknya bang toyib juga digantikan dengan tempat tinggal yan jelas jika nggak pulang. Ok, mulai berproses menuju yang namanya seattle -maksudnya stabil kali ya-. Jadi persyaratan seattle sebenarnya hanya kontinuitas saja, kalau mau seattle-nya kaya ya kaya terus dan seattle-nya miskin ya miskin terus. Sayang, ketidakstabilan yang kontinyu tidak dikategorikan sebagai seattle.
Moga menjadi awal yang baik untuk hari pertamaku di kostan. Ide yang menggumpal di kepala mudah-mudahan tidak membeku dan membesar. Sederhana dan mudah kelihatannya, namun keraguan atas apa yang terjadi kemudian di lapangan tidak bisa membuat saya mundur, karena pilihannya hanya satu, "produktif". Bukan hanya materi, namun juga pengetahuan, skill, sikap dan pola pikir.

Pagi ini, dengan sedikit kebingungan bagaimana cara menjawab pertanyaan "apa yang menjadi pertimbangan saya ngekost". Rumah dekat, kalau alasan lebih dekat dengan kantor mungkin rasional. Bahwa butuh stabilitas jika saya jarang di rumah dan tempat yang tenang untuk menyelesaikan pekerjaan, hanya itu yang bisa saya jawab. Baiklah, siap-siap barang dan berangkat.....

Jumat, 17 Juli 2009

Beberapa Hari yang Melelahkan

Lelah kali ini tidak berkonotasi keluhan, lebih dari itu, termasuk rasa syukur karena beberapa hari terakhir berinteraksi dengan banyak orang dan beberapa teman lama yang akhirnya memberikan pencerahan. Seolah tidak pernah lekang pencarian atas kemantapan konsistensi hidup, berlanjut dari pertanyaan terhadap diri sendiri; mau kemana? pilihan apa? buat apa? Huh, campuran solusi bukan campuran kebaikan. Kalau campurannya salah,lantas jadi bubur dong.

Soal hidup mungkin lebih kepada perasaan yang membawa, jadi tidak soal miskin atau kaya, berpendidikan atau tidak bahkan cacat ataupun tidak. Apa jadinya kita diselimuti kegundahan masih bisa merasa kasihan dengan pengemis di pinggir jalan yang sangat nyaman dengan aktivitasnya.
Masih dalam keputusan hidup yang -katanya- begitu pelik. Modul-modul sudah disediakan dari mulai sesuatu yang baik sampai solusi atas kesemrawutan. Modul rohani, dalam bentuk ritual dan penyegaran pikiran; misal terapi & training berikut modul jasmani yang melengkapinya. Yang sering terlupakan adalah asupan terhadap rohani yang merupakan kebutuhan primer, bahkan membuat formulasi sendiri sehingga "buat diri sendiri kok coba-coba". Sudah disediakan bagaimana agar hati tetap tenang, bersyukur dan memutuskan pilihan dengan keyakinan yang mantap dalam paham keagamaan kita masing-masing.
Halah, mudah-mudahan nggak cuma ngecap, namun bisa menjadi koreksi atas diri kita masing-masing. Amiin.

Jumat, 10 Juli 2009

Nyicipin Lagi -sedikit- Dunia Mengajar

Belajar, belajar dan belajar. Tidak ada habisnya manusia senantiasa wajib belajar, tanpa dibatasi limit waktu dan tempat, apalagi jika belajar -sesuatu hal- merupakan bagian dari kesenangan kita. Disamping banyak sekali media belajar, salah satu yang begitu saya nikmati adalah mengajar baik berupa pengayaan materi pelajaran, fasilitator dan sebagainya. Mengajar menjadi cita-cita yang tak pernah tergantikan buat saya namun tidak untuk pekerjaan utama, karena mindset yang terbangun di otak saya bahwa pekerjaan aplikatif dapat kita bagi-diskusikan dalam dunia belajar mengajar. Dengan tidak melupakan esensi pengajaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, pengajar murni hanya cocok untuk membahas yang bersifat teoritik saja ataupun hitung-hitungan.
Hari ini saya dipercaya oleh sahabat-sahabat PMII KOMFEIS untuk memfasilitasi salah satu materi bimtest ujian masuk UIN Jakarta, yakni IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Tugas tersebut sangat mendadak tanpa ada konfirmasi beberapa hari sebelumnya, tapi apa boleh buat, saya tetap harus menggantikan posisi pembicara yang berhalangan hadir. Mulai menyiapkan pembahasan soal untuk dibahas di tiga kelas bimtest. Masuk di kelas pertama dengan badan yang begitu lemas karena belum merasakan tidur sejak malam, tetap berusaha menahan kondisi tubuh untuk tetap terjaga, akhirnya terhibur juga melihat wajah-wajah ceria yang begitu antusias mengikuti tips demi tips, soal demi soal untuk dibahas bersama-sama.

Kelas kedua dan ketiga saya ikuti dengan penambahan improvisasi masing-masing, berusaha membuat peserta tetap semangat dengan sedikit lelucon dan partisipasi lebih besar dalam pembahasan masing-masing soal. Tiap-tiap kelas ditutup dengan tausiyah, pengharapan dan do'a semoga niat tulus para peserta bimtest dimudahkan jalannya oleh Allah SWT.

Selesainya acara membuat tubuh sedikit relaks ditemani beberapa hisapan rokok dengan mata yang belum juga pudar kemerahannya. Wuih, butuh istirahat, bergegas pergi ke kost. Tanpa banyak bicara, dengan begitu cepat tubuh ini telentang sampai akhirnya reduplah setengah nyawa ini.

Sabtu, 04 Juli 2009

Keuntungan tak layak setiap pekerjaan



Kita sering diperlakukan dengan tidak semestinya namun hal tersebut dianggap normatif "ah itu sih sudah biasa", dan biasanya dibentuk oleh kebutuhan dan situasi yang mendukung. Ada istilah rahasia umum, asal bapak senang, demi kelancaran atau apapun yang mungkin bisa berkembang. Saat saya melanggar peraturan lalu lintas sampai hampir mendapatkan surat tilang & akhirnya digagalkan hanya dengan membayar dua puluh lima ribu rupiah, atau saat mengurus perpanjangan STNK (surat tanda nomor kendaraan), hanya dengan uang saya bisa mempercepat daftar antrian.
Hal tersebut merupakan contoh keuntungan tak layak yang melekat pada pekerjaan tersebut. Bagi saya itu hanya contoh yang menyentuh wilayah publik secara umum, padahal pekerjaan apapun memiliki peluang yang sama untuk mengambil keuntungan tak layak tersebut. Seperti seorang dosen dengan kurangnya kapasitas keilmuan mensiasati dengan cara memberikan tugas makalah & presentasi dari awal masuk kuliah sampai akhir, karyawan yang membelanjakan peralatan kantor dimark-up, PNS (pegawai negeri sipil) yang keluar masuk kantor semaunya, dan setiap pekerjaan lainnya.
Dalam konteks ini terpisah dengan konsepsi jual-beli dimana setiap orang dapat menjual dengan keuntungan berapapun asalkan disepakati dan terjadi transaksi. Namun jual beli yang terjadi ternyata tidak dalam koridornya, saling menguntungkan bagi yang bertransaksi saja satu atau dua pihak disisi lain ada yang dirugikan.
Ibarat sistem keamanan, lubang sekecil apapun adalah peluang terjadi kebocoran dan memperbesarnya, apalagi kebocoran tersebut kemudian dianggap lumrah. Memang kasus-kasus dalam pekerjaan selama dianggap tidak signifikan biasanya tidak menjadi prioritas untuk diselesaikan sampai akhirnya menjadi budaya. Kenapa tidak tindakan preventif yang dilakukan? Ada banyak hal yang sudah dan masih dilakukan untuk mensiasati peluang penyimpangan tersebut walaupun kemudian ada saja penyimpangan baru.
Kita tahu belakangan ini marak kampanye untuk mendisiplinkan polisi yang menerima suap, dari pelanggar jalanan, perusahaan-perusahaan sudah menganggap pentingnya kerohanian karyawannya dengan memberikan fasilitas dan waktu yang leluasa untuk beribadah atau diadakannya family gathering dalam bentuk pelatihan outbond untuk pembangunan sikap, sistem lelang oleh instansi pemerintah yang pada akhirnya juga sebenarnya terjadi kongkalikong. Pada akhirnya terdapat dua hal yang harus dikuatkan, yakni sistem dan pembangunan mental setiap insan yang terkait pada instansinya.

Senin, 29 Juni 2009

Ditunggu..! Pertanggungjawaban Akademik UIN

Insiden Penolakan Kebijakan Biaya Pendidikan

Terpilihnya Komarudin Hidayat menggantikan Azyumardi Azra tidak memberikan perubahan yang lebih baik terhadap sistem pendidikan di kampus islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, namun melanjutkan catatan kelam atas kekerasan yang terjadi di kampus ini. Oknum satpam menganiaya beberapa mahasiswa yang sedang berdemo dengan cara pemukulan terhadap mahasiswa tersebut, bahkan mahasiswa yang tidak ikut serta dalam demonstrasi turut menjadi korban.

Dimana rasa keadilan itu muncul atas dicabutnya kompensasi biaya SPP dengan dikeluarkannya SK Rektor NO. 024 Tahun 2005-2006 untuk kalangan semester atas yang sudah tidak aktif kuliah. Gejala tidak wajar diindikasikan dari tahun keluarnya SK Rektor tersebut yakni 2005 dengan tahun efektif berlakunya yakni 2009.
Sungguh memalukan dan mengecewakan atas insiden yang terjadi di UIN Jakarta. Kampus Islam mengapa berprilaku seperti itu? Terjadi pengeroyokan oleh oknum satpam UIN Jakarta kepada beberapa mahasiswa yang sedang berdemonstrasi menolak kebijakan SPP. Diduga peristiwa ini disengaja, karena tidak insidental dan berjalan sangat rapih. Mulai dari ketidakpercayaan satpam atas keberadaan non mahasiswa UIN yang dianggap tidak ikut berdemonstrasi dan pengeroyokan oleh oknum yang tidak mengenakan seragam satpam.

Jumat, 12 Juni 2009

Entah Berantah

Sumber masalah dan sumber penyelesaian banyak tergantung dari faktor ekspresi, terutama ucapan lewat lisan ataupun yang tertuang dengan tulisan. Komunikasi tersebut paling tidak diukur berdasarkan norma yang dibentuk masing-masing segmentasinya, bisa atas wilayah, standar akademis ataupun yang lain. Di pesisir misalnya, tidak heran jika berkata keras dan kasar yang menjadi suatu norma yang bisa terima dimana jika hal tersebut diterapkan di wilayah dingin seperti pegunungan yang notabene masyarakatnya bertutur pelan dan halus. Ada banyak komparasi yang bisa kita buat bahkan sampai menembus aturan legal formal yang sudah ada, seperti pemakaian koteka oleh suku-suku di papua apabila dikaji dalam konteks perundangan melanggar UU anti pornografi dan pornoaksi. Preposisi tersebut terbentuk secara mekanis dan biasanya sudah sangat lama sehingga perbedaan antar norma kemudian menjadi suatu kekayaan tersendiri dalam kehidupan kita. Mungkin begitulah parameter suatu kebenaran dan keadilan, melibatkan sebuah konteks yang pas dalam penerapannya.
Kita dapat mengatakan salah jika ayam diberikan kepada seseorang jika konteksnya adalah bayi yang baru berumur tiga bulan. Begitu juga dengan masuknya Islam di Indonesia misalnya, butuh proses akulturasi untuk membuatnya menjadi benar. Memang sebuah keniscayaan ketika standarisasi tidak berjalan apa adanya, namun dibuat dan dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga menjadikan anggapan wajar. Lagi-lagi proses, uji materi dan pendalaman nilai dari skenario tersebut membutuhkan konsistensi dan waktu. Demokrasi yang -katanya- diagungkan menjadi ciri khas bangsa Indonesia atas adanya pluralisme merupakan sosok yang begitu idel untuk saat ini, namun usia yang demokrasi yang begitu muda tidak serta merta dapat mengikis mentalitas yang sudah mengakar seperti pengklasteran masyarakat, misalnya bentuk figuritas, trah, suku sampai budaya mistis.

Lagi-lagi kita menjadi objek dari sebuah skenario konstruksi global. Pelabelan Islam atas santri, abangan dan priyai tidak bisa dibuktikan secara riil oleh para orientalis. Kemudian perjalanan demokrasi presidensil yang begitu merugi versus sistem kerajaan yang makmur. Saat Jepang dikalahkan oleh sekutu, salah satu dari permintaan kerjaan tersebut adalah untuk tidak menghapus budaya lokal yang ada. Hal tersebut menandakan bahwa setiap bangsa yang cinta dirinya sendirinya -termasuk di dalamnya kebudayaan, bahasa, peilaku- akan menjadi bangsa yang besar.

Selasa, 19 Mei 2009

Add-ons Mozilla Firefox


Add-ons adalah tools yang melekat pada aplikasi atau software tertentu, dalam hal ini adalah Mozilla Firefox. Sampai saat ini menurut saya browser yang paling dapat diandalkan serta common user friendly adalah Firefox, oleh karena itu support add-on yang diberikan juga terbilang paling lengkap. Bantuan add-ons apa saja yang ingin kita cari kemungkinan besar tersedia di firefox.

Berikut langkah-langkah untuk menambahkan add-ons di firefox kita:
1. Langsung ketikkan url add-ons Mozilla firefox, cari berdasarkan klasifikasi ataupun kebutuhan, setelah sesuai dengan keinginan silahkan install. urlnya silahkan klik disini.
2. Pada menu bar di Firefox terdapat menu tools:
- add-ons
- di dalam Get Add-ons terdapat box kosong untuk mencari add-ons yang kita butuhkan. Ketikkan sesuatu yang diinginkan, maka akan muncul beberapa pilihan add-ons yang siap kita instalasi.
- Pilih salah satu atau lebih dan klik install. Setelah selesai instalasi biasanya diminta restart firefox, klik OK. Setelah restart, add-ons siap dipakai.
Sekadar sharing saja, add-ons yang dapat diandalkan pernah dan biasa saya pakai adalah :

1. Fast Video Download
Menyimpan video streaming semacam youtube dan provider-provider lain dengan mudah.

2. DownThemAll!
Seperti layaknya download manager, memudahkan kita untuk mendownload secara massal dan mengorganizenya.

3. SearchStatus
Menampilkan Google, Alexa, Compete dan Linkspace ranking dan tools bantuan lainnya

4. Gmail Space
Gunakan akun gmail (sekitar 7 GB) untuk penyimpanan file online kamu. Upload dan download langsung dari sini.

5. File and Folder Shortcuts
Shortcut file atau folder yang ada di komputer agar bisa dibuka di dalam browser firefox kamu.

6. Boost for Facebook
Tingkatkan kemampuan facebook kamu, mulai dari tampilan, autologin, download video serta pengaturan lain.

7. ColorZilla
Memilih dan mengkolaborasikan warna yang ada di browser.

8. CrossFTP
Alpikasi FTP untuk berbagai platform

9. TinyUrl Creator
Membuat tinyurl secara langsung

10. Web Developer
Website development tools sangat membantu webmaster untuk mengedit dan membuat kreasinya.

11. Update Notifier (UN)
Apabila terdapat update dari aplikasi add-ons yang terinstall. Biasanya UN akan memberikan peringatan.

Sedikit review add-ons di atas hanyalah bagian terkecil dari semua add-ons yang tersedia dan terus berkembang. Untuk satu macam aplikasi yang dibutuhkan, biasanya terdapat beberapa add-ons yang tersedia. Tinggal trial & error saja yang paling pas untuk kita pakai. Silahkan membayangkan apa yang dapat membantu kita berinternet dengan firefox? setelah itu langsung cari add-onsnya. Selamat mencoba.

Jumat, 15 Mei 2009

Adsense PIN



Akhirnya Tiba Juga
Awalnya sih iseng-iseng aja saat daftar google adsense. Beberapa bulan lalu teman saya -eko hadi saputro- daftar adsense yang membuat saya pengen juga ikutan. Awalnya beberapa kali pendaftaran saya tidak di-approve, dengan sedikit rasa sabar saya coba lagi, saya pikir hasilnya sama karena dalam beberapa minggu tak jua dapat jawaban dari mbah google tapi akhirnya di-approve. Hal tersebut kemudian memacu untuk membuat beberapa blog dengan masing-masing segmentasinya yang saya garap lumayan serius walaupun keseriusan tersebut memang tidak berjalan lama disebabkan fasilitas ngenet yang akhir-akhir ini mulai terbatas.
Sekitar 2 (dua) minggu lalu dapat kiriman email notification dari mbah google yang singkatnya saya dapat PIN Adsense dan segera dikirimkan ke alamat saya. Tidak terlalu berharap akan sampai. Ups, hari minggu kemarin akhirnya tiba juga via pos kiriman PIN Adsense saya.

Mudah-mudahan dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menstimulasi saya untuk terus belajar, lebih arif dan bersahaja dalam ngeblog yang baik dan agak mendingan.

Senin, 11 Mei 2009

Rasionalitas


Tidak ada sesuatu yang dilakukan tanpa pengharapan, lebih ekstrem jika dikatakan bahwa tanpa alasan imbalan tidak akan dilakukan sesuatu hal (tidak ada yang gratis). Sebenarnya saya coba mengingat kembali apa yang terdefinisi dari kajian rasionalitas yang di lontarkan oleh Max Weber pada mata kuliah sosiologi ekonomi beberapa tahun silam, khususnya dalam buku "The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalizm". Bahkan ketika kita berdo'a terkandung pengharapan di dalamnya, beramal dan kegiatan sosial lain.

Kecendurangan untuk mempertegas rasionalitas dapat dilihat dari industrialisasi dan kapitalisme global yang secara nyata terlihat dalam pola hidup di perkotaan, walaupun di dalam tradisi kita sudah mengakar misal; pola penyertaan undangan pernikahan yang kemudian dicatat oleh tuan rumah dan wajib hukumnya mengembalikan dalam nominal dan bentuk minimal sama nilainya jika suatu saat tamu tersebut menjadi tuan rumah. Solidaritas mekanis yang berangsung menjadi organis sebagaimana dijelaskan oleh Durkheim membentuk pemikiran dan pola kehidupan yang semakin terstruktur layaknya hukum implikasi.
Terkikisnya setiap hal yang berbau transendental mengisyaratkan sebuah tatanan baru yang hegemonial. Sebenarnya dari sisi inilah kemudian protestan ethic berperan dimana terdapat suatu persaingan yang kompetitif yang menghasilkan nilai lebih dan terbentuknya objektifitas dari setiap efisiensi yang -mungkin- akan mencapai titik kulminasinya sendiri.

Bagaimana kita dapat mengatakan fair atas balap lari yang tidak dimulai dari start yang sama, mungkin tidak seimbang jika dikatakan mekanisme pasar akan menemukan titik terbaiknya. So, konteks apakah yang selayaknya cocok untuk rasionalitas Weber, mungkin dalam sekup komunal tapi tidak pada tatanan global yang semakin menggelembung layaknya bola salju yang turun dari gunung es dan terus membesar.

No pay no gain. Lalu kenapa kemudian ada ford foundation, asia foundation dan foundation lainnya yang memberikan secara cuma-cuma bantuan untuk kemajuan negara-negara dunia ketiga. Seperti disinggung pada awal paragraf bahwa terdapat kausalitas dan simbiosis mualisme adanya lembaga donor, negara donor, perserikatan internasional terkait dengan Multinational Companies (MNC's) sehingga terdapat tarik ulur atas potensi sampai terjadinya konflik, kerusakan alam dan kemunduran berbagai sektor.

Kamis, 07 Mei 2009

Go to Basic Learning



Using content management systems on working site building with less knowledge all about html script is not enough to completing design. It's surely, needing more times to learn it. Not only patiently but also should know by heart altough no complex like php script. Step by step that's I mean great to learn.
Experience giving me self confidence to develop simple website exactly CMS base. 1 year ago I tried to learn how to use blog with free services such as blogspot, wordpress, blog.com and typepad. So, it's good idea to organize your mind on written. The next step on searching what the best choice to get domain, I had downloaded complete website httrack and modifying them. Ough, what can I do were just change and replace some component and article.
Trough the bored time on some weeks, tried to use what content management system that is good works. I knew there are some content management systems such cms madesimple, wordpress, joomla and drupal. For berginner which like blogging, wordpress is perfect. Because it works on simple and fastest than other cms's. Beginner who want to build complex website, don't leave Joomla. The complete application supporting it and for the middle drupal is the great cms. What choice for advanced learner, ups... I suppose that he must manually develop his website with php and html code.

Rabu, 29 April 2009

Teknik Persidangan

Istilah dalam persidangan Palu Sidang 

Peserta sidang adalah orang yang berhak mengikuti jalannya persidangan, biasanya diklasifikasi menjadi beberapa jenis berdasarkan hak dan kewajibannya.
  • Hak suara dan bicara; Memiliki hak untuk ikut memberikan keputusan dan memberikan pertimbangan dan usulan.
  • Hak bicara; Memiliki hak untuk memberikan pertimbangan dan usulan.
  • Hak mendengar; Hanya berhak menghadiri jalannya persidangan, biasanya disebut sebagai undangan.
Notulis adalah Orang yang mencatat setiap persitiwa selama proses persidangan berlangsung.

Kualifikasi adalah kesempatan untuk saling berargumentasi antar peserta sidang terhadap suatu persoalan.
 
Interpretasi adalah Penjelasan terhadap permasalahan agar mendapatkan informasi yang lebih tepat dan tema yang berkembang menjadi dimengerti.

Interupsi adalah Ungkapan peserta sidang dalam jalannya diskusi melalui pimpinan sidang, dapat dilakukan sebagai penyela terhadap peserta lain yang sedang berbicara ataupun pengajuan. Interupsi sendiri ada 4 (empat) macam, yaitu:
  • Interupsi Point of Order : Meminta kesempatan untuk berbicara, dipergunakan untuk mengajukan usulan atau untuk memotong pembicaraan yang dianggap menyimpang dari masalah.
  • Interupsi Point of Clarification : Meluruskan permasalahan atau mengklarifikasi suatu usulan atau pendapat.
  • Interupsi Point of Information : Memberi/meminta penjelasan atas apa yang telah disampaikan.
  • Interupsi point of personal prevelage : Tidak setuju atas pemojokan atau penyinggungan persoalan individu/pribadi.
Debat adalah suatu bentuk tukar pikiran dengan tanpa aturan tertentu yang masing-masing peserta tidak mau menerima pendapat orang lain.

Kontradiksi ialah perbedaan pendapat yang menajam sehingga terkadang diskusi harus diskors (diberhentikan sementara waktu).

Skorsing ialah penundaan persidangan/diskusi untuk sementara waktu/dalam waktu tertentu.

Aklamasi adalah kesepakatan dalam suatu sidang/rapat dengan suara bulat persetujuan yang tidak lagi memerlukan pemungutan suara.

Voting ialah pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Voting sendiri ada dua macam, voting tertutup dan voting terbuka. Voting tertutup adalah seorang memilih dengan menulis diatas kertas sehingga orang lain tidak mengetahuinya sedangkan voting terbuka adalah seorang memilih dengan mengajukan telapak tangan.

Lobying ialah penempuhan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak yang berseberangan secara informal.

Deadlock ialah jalan buntu dalam pembicaraan antar dua pihak yang saling berbeda pendapat.

Walk Out ialah keluarnya seorang atau sekelompok pesertasi sidang dari fórum karena merasa aspirasinya tidak terakomodasi.

Mosi ialah usul untuk merubah sesuatu atau meniadakan sama sekali suatu keputusan sidang mengenai suatu masalah setelah diperdebatkan dan disahkan.

Amandemen ialah perubahan yang diajukan terhadap suatu usul.
Konsultan ialah seorang ahli yang memberikan konsultasi terhadap segi-segi tertentu dari masalah yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Penggunaan Palu Sidang
Satu kali ketukan digunakan untuk :
  1. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang
  2. Mengesahkan keputusan sidang secara poin per poin atau pasal per pasal.
  3. Memberikan perhatian kepada peserta sidang untuk tidak membuat gaduh.
  4. Menskorsing dan mencabut skorsing yang lamanya 1 x 15 menit.
  5. Mencabut kembali keputusan yang dianggap keliru.
Dua kali ketukan digunakan untuk :
  1. Menskorsing dan mencabut skorsing yang lamanya 2 x 15 menit atau 2 x 30 menit.
Tiga kali ketukan digunakan untuk :
  1. Membuka dan menutup sidang secara resmi.
  2. Mengambil keputusan atau mengesahkan hasil sidang akhir secara keseluruhan.

Kamis, 23 April 2009

Konsep Bekerja

Mengerjakan hobi pasti paling disukai, paling tidak motif kesukaan dan kenyamanan yang menjadikan pekerjaan menjadi berharga. Idealnya, pekerjaan juga mampu memberikan nilai tambah bagi pihak eksternal. Bagaimana jika hanya berimplikasi pada diri sendiri? Walaupun masih bisa disebut profesi mungkin tidak bisa dijadikan acuan konsep bekerja yang baik.

Ketika di perempatan jalan ibu kota, beberapa kali saya merasa terganggu oleh pengamen jalanan yang tidak mau pergi sampai saya mengulurkan sedikit receh, atau seorang dengan wajah beringas yang mengaku belom makan tiga hari dan menengadahkan tangan dengan memaksa. Bagi saya itu tidak memberikan nilai tambah. Lain halnya sekelompok pengamen jalanan dengan alat lengkap yang begitu begitu menarik dan menggugah melantuntan beberapa lagu membuat para penumpang enjoy. Sampai lagu beranjak selesai, dengan senyuman salah satu dari mereka mengeluarkan kantong bekas permen kopiko sambil mengucapkan beberapa kata ‘mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, semoga perjalanan para penumpang selamat sampai tujuan’.
Modernisasi yang semakin menciptakan rasionalisasi ekonomi berimplikasi mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan membuat banyak para pekerja saat ini –khususnya di perkotaan- tidak merasa nyaman atas pilihan kerjanya disebabkan atas kebutuhan hidup dan peluang kerja yang semakin kompetitif, menjadi teralienasi atas perkerjaan sendiri namun tidak memiliki pilihan untuk beralih. Parameternya adalah besarnya penghasilan dan status sosial yang mengikutinya. Mungkin tidak lebih baik dari petani yang berangkat saat fajar dan saat terik menyapa sudah dating sebakul nasi beserta ikan asin dan sambel.

Saya tidak pernah melihat profesi sebagai atlit itu tidak berawal dari hobi. Setiap atlit sepenuhnya mengerjakan apa yang disukai. Namun apakah hanya atlit yang tidak teralienasi dalam pekerjaannya? Di semua tingkat profesi berlaku soal sama, termasuk atlit. Dalam posisi nganggur sekarang, Alhamdulillah saya masih bisa ngeblog dan memiliki penghasilan –ups, bukan dari ngeblog penghasilannya, belum-.

Minggu, 19 April 2009

Depresi pasca pemilu legislatif 2009



Perjuangan begitu keras serta proses yang dilalui membuat banyak calon sangat percaya diri atas keberhasilannya. Parameter yang dibuat pastinya memiliki tendensi yang berbeda-beda, lagi-lagi ‘ponten’ yang kemudian dianggap menentukan atas usahanya tersebut. Ketika guru terlihat begitu egois atas nilai muridnya karena hanya memberikan ‘klu’ atas persoalan kedepan walaupun tidak selalu sama representasi yang dikerjakan oleh masing-masing muridnya, namun tetap saja terdapat jawaban yang tidak sanggup dibantah. Terlepas dari proses yang dilewati terdapat kecurangan seperti; menyontek, menukar lembar jawaban, mengancam murid lain dan mungkin banyak lagi trik bisa dilakukan, jika hal tersebut tidak dapat dibuktikan, maka kebenaran tetap lekat pada murid tersebut. Ada saja yang merasa tidak menerima hasil ujian tersebut dengan berbagai argumentasi dan alas an penguasaan materi, kerja keras dan lain sebagainya.
Sedikit pengandaian sederhana tersebut mungkin dapat menggambarkan bagaimana setiap caleg seharusnya bisa bersikap dewasa baik yang terpilih maupun tidak. Rakyat yang memberikan ‘ponten’ dan masing-masing caleg yang mendapat nilainya. Kalau kita melihat di media terdapat pemberitaan banyak caleg stress, depresi dan gila karena merasa gagal atas pencalonannya, paling tidak fenomena tersebut alamiah dan tidak mengganggu orang lain, seperti mantan caleg di Indramayu yang depresi dan menjalani perawatan oleh kiayi karena sudah all-out dan mengeluarkan milyaran rupiah. Namun pada momen yang sama, pemberitaan serupa juga muncul hanya berbeda topik, para mantan caleg tersebut merasa tidak terima atas hasil suara akhir. Di jombang-ciputat misalnya, ada seorang caleg mengambil karpet yang pernah disumbangkan ke masjid berharap dapat suara besar disekitar masjid tersebut, namun yang terjadi sebaliknya. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, seorang caleg di Kalimantan menggusur areal perumahan di lokasi milik sanak familinya lagi-lagi karena sebab yang sama. 

Kelainan yang sudah diprediksikan tersebut disebabkan oleh karena caleg karbitan tersebut begitu percaya diri karena secara materi merasa mampu, di back-up oleh politisi lain yang mapan, darah biru partai atau didukung hanya oleh segelintir orang yang hanya ingin mengambil keuntungan. Caleg seperti ini tidak didukung oleh pengalaman konstelasi politik yang cukup di kelas dan lingkupnya, mungkin organisasi massa, asosiasi, lembaga pendidikan, advokasi dan lain sebagainya. Faktor tersebut dapat menjadi factor popularitas, strategi kampanye dan yang terpenting adalah kesiapan mental.

Mungkin fenomena kelainan caleg gagal sudah lumrah sejak pasca reformasi, namun baru pemilu kali ini begitu terekspos dengan massif sejalan dengan hasil quick count sementara. Skenario apa yang mungkin di buat? Realita media massa terbukti tidak bisa bebas-nilai dalam mempublikasikan pemberitaan. Paling tidak kita bisa telisik untuk siapa institusi bersangkutan mensukseskan salah satu calon atau partai politik. Tidak berbeda dengan lembaga survey yang saat ini sedang menjamur dan masing-masing memiliki versi hitungan yang berbeda, pemberitaan ternyata juga melakukan pemilihan, pembatasan sampai penentuan versi beritanya. Televisi sebagai level teratas diikuti internet dan media cetak seolah-olah dapat menentukan partai politik apa yang diproyeksikan memenangkan pemilu. Perolehan suara partai Hanura dan partai Gerinda menjadi contoh yang begitu melambungkannya mejadi partai papan atas.

Catatan diatas dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, apalagi bagi caleg pada pemilu kedepan yang dapat mengambil hikmah untuk dapat memikirkan secara matang siap dan pantaskah mencalonkan diri.

Senin, 13 April 2009

Beberapa Istilah untuk Notebook



Sambil iseng agar tidak terlalu rabun senja terhadap notebook, beberapa hari lalu coba menyempatkan untuk searching beberapa istilah untuk yang biasa dipakai untuk notebook. Walhasil sih lumayan juga dapat sedikit pencerahan ..^_^. Berikut beberapa istilah yang mungkin dapat membantu mendefinisikan fitur-fitur yang ada pada notebook:

Touchpad
Penggerak kursor pada layar, digunakan sebagai pengganti mouse. Letaknya tepat dibawah keyboard dengan ukuran yang tidak besar +/- 40-60 cm.
PCMCIA
Singkatan dari Personal Computer Memory Card International Association biasa disebut PC Card adalah standar alat berukuran kecil sebagai bantuan apabila terdapat fitur yang tidak terdapat pada notebook seperti PCMCIA untuk wireless, modem, ethernet.

SO-DIMM
Standar memory yang biasa dipakai untuk notebook, ukurannya lebih kecil dari memory PC. SO-DIMM merupakan singkatan dari Small Outline DIMM.

TFT LCD
TFT LCD (Thin Film Transistor on Liquid Crystal Display) digunakan untuk layar notebook. Selain untuk notebook juga digunakan untuk projector dan monitor LCD sebagai pengganti monitor CRT.
Brightview
Istilah untuk fitur monitor LCD. Menawarkan tampilan yang lebih bagus, memungkinkan output kontras warna yang lebih jelas dan tajam.

WXGA
Singkatan dari Wide XGA (Extended Graphic Array). Display monitor dengan standar tampilan dengan resolusi 1280x768 pixel, sehingga menampilkan display ratio 16:9 / wide screen. Sesuai dengan sudut pandang mata manusia, cocok untuk menonton film format widescreen ataupun mengerjakan spreadsheet.

XGA
Display monitor dengan resolusi  1024x768 pixel - ratio yang ditampilkan 4:3.

Rabu, 08 April 2009

Kampanye Berlanjut Pada Masa Tenang



Riuh gempita suasana kampanye pada beberapa bulan sampai hari-hari kemarin ternyata tidak juga terhenti begitu saja pada masa tenang menunggu pemilu yang tinggal menunggu hari saja. Logikanya sebuah kompetisi, semakin dekat dengan pelaksanaan justru semakin ketat persaingan antar partai politik dan dianggap sangat mempengaruhi konstituen. Apapun dilakukan asalkan tidak tersentuh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Kampanye tertutup di sebuah hotel yang dilakukan salah satu kader demokrat di Padang merupakan keteledoran kader partai yang bersangkutan walaupun menyadari bahwa hal tersebut menyentuh secara riil wilayah publik. Mungkin lebih aman jika menggunakan publikasi selebaran gelap untuk mendukung calon tertentu atau membuat black campaign untuk menjatuhkan kompetitor lain. Yang menarik adalah apa yang pernah dilakukan oleh presiden Obama ketika beliau mencalonkan diri. Mungkin tidak sampai semapan Obama dalam berkampanye di dunia maya (baik melalui jejaring sosial, blog, iklan, dll) karena interaksi berinternet di Indonesia tidak semassif dan selogis di Amerika.

Pertama, skenario posting. Anggap saja terdapat puluhan, ratusan sampai ribuan tulisan yang diposting rentang waktu 3 (tiga) bulan sampai 1 (satu) tahun kebelakang untuk mempromosikan salah satu calon presiden/parpol. Tidak ada aturan bahwa posting-posting tersebut wajib dihapus dan bayangkan jika tiap pengunjung yang mencari informasi tentang pemilu, pemimpin ideal atau apapun keywords yang dibidik akan mengklik tulisan yang kita promosikan.
Kedua, skenario social networks. Sampai hari ini sangat rampai perbincangan tentang facebook diikuti ramainya masing-masing parpol untuk berkampanye dan saling menjatuhkan. Beberapa kali saya mendapat invitation seperti "Say No to Megawati" dengan ribuan member ataupun "Say No to Prabowo; apa yang bisa dilakukannya pada 1998?". Untuk masing-masing topik grup diikuti secara aktif wall-to-wall member-membernya. Interkasi seperti diatas seharusnya juga bisa efektif untuk provider social networks lain di Indonesia.

Ketiga, Spamming. Pesan berantai merupakan salah satu trik jitu dalam dunia marketing baik melalui email, messenger ataupun social network site. Dalam kasus email dan messenger biasanya efektif untuk melakukan black campaign.

Poin-poin diatas adalah sedikit pola bagaimana partai politik baik secara individu atau organisasi melakukan kampanye secara online. Buat teman-teman yang ingin menambahkan dan atau mengoreksi, saya tunggu atensinya. Semoga demokratisasi di Indonesia berjalan secara fair dan memberikan perubahan yang lebih baik.

Keteraturan yang tidak normatif



Pada masa ketika duduk di bangku sekolah, sedikit teringat pelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) mengajarkan bagaimana seorang hidup selayaknya menyelaraskan dengan norma-norma yang berlaku sesuai dengan konteksnya sehingga tidak dikategorikan sebagai orang yang berbeda. Sebutan asusila misalnya, di-labelkan bagi yang tidak patuh terhadap norma-norma kesusilaan. Begitu juga a yang lain-lain. Mudah-mudahan tidak terjadi dispersepsi terhadap sebuah inovasi, perbedaan sikap yang radikal dan perilaku yang mengikutinya.

Beberapa minggu belakangan, hal tersebut yang melekat dalam diri. Pola hidup tidak teratur -bagi kebanyakan masyarakat- yang kemudian menjadi berkesinambungan. Sadar bahwa ini merupakan hal yang tidak bisa dibenarkan dalam relasi keluarga, menjadi termotivasi untuk melakukan perubahan. Mencoba menutup mata menjelang malam, melepas aktivitas rutin dan disempurnakan dengan gelapnya ruangan. Ups, hening menyelimuti namun masih tidak mampu menjadikan diri ini mati dalam mimpi. Don't give up, you should try this... satu jam sampai beberapa jam dalam kondisi terjaga akhirnya dengan hati frustasi diikuti senyuman, click... lampu kembali menyala dan power-up laptop kembali dinyalakan. Malam itu anggaplah instrumen gagal.

Ok lah, solusi sementara -kalau menurut motivator-motivator- mungkin "Be Yourself".

Jumat, 03 April 2009

Pembelajaran dan Berpikir Positif



Sudah lama sekali tidak menuangkan catatan pribadi, mudah-mudahan dapat menjadi refleksi yang bisa menginstropeksi diri.

Hampir tiga bulan resign dari kerjaan berharap mendapat pekerjaan yang lebih menarik, namun seiring berjalannya waktu, muncul beberapa pilihan yang membuat diri merasa tidak konsisten disamping impian-impian yang belum tercapai. Bersyukur bahwa sampai saat ini tidak panik ataupun merasa pesimis, ternyata step by step dapat dilalui dengan perasaan nyaman. Hingga saat ini tidak ada penghasilan tetap layaknya karyawan, namun alhamdulillah masih bisa menyambung aktivitas dan silaturahmi dengan teman-teman.

Bidang apapun yang dimanfaatkan dengan efektif dapat membuahkan hasil. Begitulah yang saya anggap sekarang terhadap ekses dari keranjingan saya terhadap dunia internet.

Senin, 09 Maret 2009

Social Network Gratis... The Great Choice!

Menarik juga kalau kita punya site social network sendiri. Community memang dapat dibuat dengan berbagai macam pilihan seperti groups (googlegroups or yahoogroups), forum ataupun melalui facebook.

Sharing saja untuk teman-teman yang ingin membangun social network layaknya website komunitas dengan pengaturan member, photo, video, forum, posting dan saling berinteraksi. Semua ditawarkan secara gratis, walaupun masing-masing providernya ada juga menawarkan premiumnya (baca; berbayar).

Coba searching di mbah google, compare dan testing sana sini. Saya coba buat satu community di Ning.com dan hasilnya lumayan friendly dan cepat. Beberapa pilihannya sebagai berikut, silahkan dicoba:

1. Ning
Populer dan cepat proses mulainya, langsung bisa dikustomisasi.




2. Wackwall
Semudah ning, tanpa download dan instalasi. Sign-up dan langsung pilih komunitasmu.



3. Socialgo
Social network ini baru saya kenal, namun tampilannya lumayan. fasilitas invite friends (versi gratis) hanya 50 users per 24 jam.



4. Elgg
open source yang menawarkan kemudahan untuk digunakan, fleksibel dan tampilannya yang menarik. engine ini bisa dipakai untuk domain sendiri www.namakomunitas.com



5. Imbee
marketnya untuk anak muda. Gaul, lebih, fresh. Terdapat tiga pilihan sign-up; kids, parents dan teacher. Recommended for learning on the school associate with family.



Tentukan pilihan sesuai warnamu. selamat mencoba...

Jumat, 13 Februari 2009

Ngetag Lagi... Boleh Lah!!!


Lanjut berlanjut... tradisi yang lama akhirnya sampai juga ke blog ini. Continuous tag without ending, wow make benefit one another. Dari Ganyonk di tag link blog ini. Ok, rules untuk tag-tag tersebut:
Each blogger must post these rules..
  1. Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves.
  2. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their ten things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose ten people to get tagged and list their names.
  3. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read your blog

Step by step...
  1. Jalan-jalan berkeliling berinteraksi dengan orang-orang karena menambah berkah kali yee (mudah-mudahan ada yang jagain lilinnya...hehehe!!!).
  2. Selalu menyempatkan main game spider solitare di depan komputer.
  3. Sering ngenet gratisan di area-area free hotspot.
  4. Sedang cari-cari info IBM Thinkpad R51.
  5. Merawat blog pribadi dan beberapa website.
  6. Nongkrong & kongkow-kongkow, ngopi bareng teman-teman.
  7. Berpikir untuk memulai usaha yang paling cocok dengan karakter dan minat.
  8. Belajar-belajar dan terus belajar.
  9. Lagi coba-coba graphical software.
  10. Ups, masih buka-buka loker aja neh.
The next... ngetag teman-teman & siap-siap ya yang disebut namanya, diteruskan sesuai dengan rules diatas, yaitu:
  1. Idris Rachman
  2. Eko hadi Saputro
  3. Ahmad Makki
  4. Iskandar Muda
  5. Bembeng
  6. Duwi Yanto
  7. Suprih
  8. Riska Robianto - BBB
  9. Erna - The Princez
  10. Haramain

Sabtu, 31 Januari 2009

Pare: Kampung Inggris (Part 2)

Sinyo House & Smart ILC Phase


Kostan begitu murah, hanya Rp. 35.000,-/bulan yang terakhir saya tempati. Sinyo, begitulah saya akrab dipanggil hingga meninggalkan kenangan "Sinyo House" untuk label kostan tersebut. Kostan 3 kamar dengan ruang tamu dan ruang tengah yang begitu luas. Saya, endar & sony selanjutnya sampai berjumlah 15 orang sampai menempati 2 kamar atas rumah Ibu kost. Pada masa itu Sinyo House lumayan dikenal karena para fungsionarisnya -bagi saya- gaul dan setiap malam minggu biasanya bikin acara bakar-bakaran ayam & jagung sambil bersenda gurau bersama teman-teman dari luar. Baru satu tahun ko' sudah lupa ya beberapa teman sinyo house, okelah saya absen: Ahmad Juhdi, sinyo, endar, sony, afif, basit, husni, hafiz, ari botak, sony junior, mas parto, bang syaekhu..., ups satu lagi, bang iskan.

Tidak seperti kebanyakan pelajar pare, saya lebih banyak menghabiskan waktu di Smart ILC untuk belajar grammar mulai dari pre class (step 2) sampai hi class (step 4) dan tetap bertahan di sinyo house. berikut tutor-tutor masing-masing step di smart ilc:
  • Pre Grammar - Ms. Dewi & Mr. Muhib
  • Pre Class - Ms. Via & Mr. Kaka
  • Med Class - Mr. kechenk & Mr. Bayu
  • Hi Class - Ms. lulu & Mr. Kechenk

Penghujung waktu di pare, sempat mengajar untuk teman-teman SMA. Metode belajar sersan (serius santai) & kekeluargaan yang betul-betul membuat suasana selalu nyaman. Selalu ada canda dan kekonyolan setiap hari namun tidak menghilangkan esensi belajar yang sesungguhnya.

Selasa, 06 Januari 2009

How to get spirit on blogging!



Sebagai seorang yang tidak memulai kesenangan di dunia blogging mungkin bingung harus memulai dari mana kita ngeblog! dua kali saya terprovokasi, pertama oleh mas rudy -yang ini nih blogger senior- dan saat mulai surut, datanglah Makki -newbie yang begitu cepat akselerasinya untuk urusan blogging skill-, tentunya juga tidak melupakan cak echo -guru besar untuk ContenManagementSystem neh-. Sebenarnya tidak semata untuk mencari keuntungan materiil, namun ingin menikmati dan menjadikan hobi sebagaimana yang saya jalani sampai saat ini di dunia CMS. Wuih... padahal kan kelihatannya saling mendukung antar hobi tersebut (hehe3x...).

Hasil provokasi saat itu saya simpulkan untuk membuat beberapa blog yang diisi oleh free article dengan segmentasinya masing-masing. Belum sampai pada manajemen blog -tampilan, kategorisasi, tools, dll-, sudah mulai jenuh (haha3x.. payah) apalagi sampai daftar google ads, submission blog, community. Masih saja berkutat di joomla untuk terus maintenance website PMII Komfeis dan create beberapa website lain. Walaupun tidak jalan ditempat, mungkin lambat & tidak menantang (beginner is so difficult than advanced). Percaya ngga percaya, sampai sekarang belum punya account paypal. Cuma dikit-dikit ngacak-ngacak blog ini & keliling ke bloggers untuk belajar dan interaksi.

Sekarang saya mulai lagi bikin di blogspot, ternyata... melelahkan juga ya konfigurasinya (nanti saya pamerkan kalo merasa berhasil). Begitulah proses memulai yang begitu berat daripada melanjutkan, tak apalah that's still progress. OK, mohon suntikan motivasinya.....................

Kamis, 01 Januari 2009

Selamat Tahun Baru 2009

Lembaran Baru, Semangat Baru

Krisis global yang melanda di penghujung tahun 2008 memang masih sangat terasa sampai saat ini. Berbagai pekerjaan rumah (PR) baik pribadi, kemanusiaan dan kebangsaan seperti gayung bersambut yang tak pernah putus rangkaiannya. Namun di tahun baru ini -tahun 2009- puing-puing optimisme harus kita rangkai dan bangun mejadi indah untuk mencapai hal yang terbaik.

Selamat Tahun Baru 2009
Perubahan Menyongsong Hari Depan Yang Lebih Baik
Diberdayakan oleh Blogger.

My Instagram