Jumat, 02 Oktober 2009

Berusaha Menjadi Tidak Biasa

Ada cerita seorang direktur sebuah perusahaan besar sedang berangkat kerja membawa mercedes benz E-Class melewai jalan raya kwitang, ditengah jalan setengah macet tiba-tiba terdengar suara benturan keras yang menabrak mobilnya. Dengan sangat ketakutan keluarlah pengemudi bajaj yang menabrak mobil tersebut berusaha meminta maaf, namun dengan nada rendah seorang direktur hanya menanyakan "Bapak baik-baik saja?" ... "baiklah, jika tidak ada yang luka dan cedera saya melanjutkan perjalanan dan saya harap Bapak bisa lebih berhati-hati lain waktu". Bisakah kita bersikap seperti itu tanpa harus merasa rugi? Mungkin saya sendiri masih ragu apakah bisa.

Berpikir positif, rendah hati dan bijaksana tidak serta merta dapat dilakukan seperti membalikkan telapak tangan, karena terdapat dorongan yang lebih kuat yakni spontanitas yang merupakan pancaran dari tabiat. Atau hal pengandaian konyol yang pernah diungkapkan seorang AA Gym saat pembeli menjual dengan harga Rp. 1500,- namun pembeli justru menawar dengan harga Rp. 2500,- karena dirasa tidak pantas dihargai Rp. 1500,-. Kebiasaan yang tidak lazim dilakukan tersebut bukan merupakan suatu kejahatan ataupun kesalahan, bahkan jika kita melihat sejarah orang-orang sukses adalah melakukan hal positif yang tidak lazim dilakukan secara umum, seperti para pencetus agama yang semula dianggap sesat, Thomas A. Edison yang bangga akan ribuan kegagalan eksperimennya atau Munir yang begitu mengesankan mengadvokasi kasus orang-orang hilang...

Apatisme terhadap seorang motivator hanya karena dianggap tidak sesukses dan se-milioner motivatinya sampai terhadap bisnis MLM yang dianggap menjual mimpi menjadikan kita tidak yakin bahwa kita tidak memiliki kemampuan. Padahal kita sadari bahwa motivator layaknya seorang pelatih tidak harus bisa mengalahkan muridnya ataupun bisnis MLM yang tidak melulu melihat kegagalan tanpa kerja keras. Saya pernah sedikit menyimak buku The Secrets 'The Power of Attraction' yang mengungkapkan bahwa setiap orang memancarkan auranya dan dapatmenjadi magnet yang kuat atas keinginannya sampai bisa tercapai, tidak lain adalah bermimpi, yakin dan melangkah.

Idealisme menjadi sia-sia saat diliputi keraguan, inkonsisten serta membuat perbandingan kesalahan. Mungkin sebaiknya langkah pragmatis yang paling mungkin dilakukan untuk mencapai mimpi tersebut, step by step selayaknya kita lalui. Orang sukses tidak seperti kejatuhan emas tiba-tiba dari langit, namun butuh keinginan yang kuat dan yakin menjadi sukses. Akhirnya, para penyandang cacat yang mampu berprestasi bahkan bisa mencapai rekor dunia dapat melawan kekurangannya menjadi motivasi yang memberikan semangat lebih besar daripada kesedihan atas kehilangan mudah-mudahan dapat menjadi contoh yang baik bagi kita yang memiliki organ tubuh lengkap untuk memiliki mimpi yang besar dan terus berikhtiar.

0 Comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

My Instagram