Senin, 11 Mei 2009

Rasionalitas


Tidak ada sesuatu yang dilakukan tanpa pengharapan, lebih ekstrem jika dikatakan bahwa tanpa alasan imbalan tidak akan dilakukan sesuatu hal (tidak ada yang gratis). Sebenarnya saya coba mengingat kembali apa yang terdefinisi dari kajian rasionalitas yang di lontarkan oleh Max Weber pada mata kuliah sosiologi ekonomi beberapa tahun silam, khususnya dalam buku "The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalizm". Bahkan ketika kita berdo'a terkandung pengharapan di dalamnya, beramal dan kegiatan sosial lain.

Kecendurangan untuk mempertegas rasionalitas dapat dilihat dari industrialisasi dan kapitalisme global yang secara nyata terlihat dalam pola hidup di perkotaan, walaupun di dalam tradisi kita sudah mengakar misal; pola penyertaan undangan pernikahan yang kemudian dicatat oleh tuan rumah dan wajib hukumnya mengembalikan dalam nominal dan bentuk minimal sama nilainya jika suatu saat tamu tersebut menjadi tuan rumah. Solidaritas mekanis yang berangsung menjadi organis sebagaimana dijelaskan oleh Durkheim membentuk pemikiran dan pola kehidupan yang semakin terstruktur layaknya hukum implikasi.
Terkikisnya setiap hal yang berbau transendental mengisyaratkan sebuah tatanan baru yang hegemonial. Sebenarnya dari sisi inilah kemudian protestan ethic berperan dimana terdapat suatu persaingan yang kompetitif yang menghasilkan nilai lebih dan terbentuknya objektifitas dari setiap efisiensi yang -mungkin- akan mencapai titik kulminasinya sendiri.

Bagaimana kita dapat mengatakan fair atas balap lari yang tidak dimulai dari start yang sama, mungkin tidak seimbang jika dikatakan mekanisme pasar akan menemukan titik terbaiknya. So, konteks apakah yang selayaknya cocok untuk rasionalitas Weber, mungkin dalam sekup komunal tapi tidak pada tatanan global yang semakin menggelembung layaknya bola salju yang turun dari gunung es dan terus membesar.

No pay no gain. Lalu kenapa kemudian ada ford foundation, asia foundation dan foundation lainnya yang memberikan secara cuma-cuma bantuan untuk kemajuan negara-negara dunia ketiga. Seperti disinggung pada awal paragraf bahwa terdapat kausalitas dan simbiosis mualisme adanya lembaga donor, negara donor, perserikatan internasional terkait dengan Multinational Companies (MNC's) sehingga terdapat tarik ulur atas potensi sampai terjadinya konflik, kerusakan alam dan kemunduran berbagai sektor.

0 Comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

My Instagram