Sabtu, 26 Februari 2011

Mengatasi Template Rusak di Blogger


Beberapa hari lalu template blogger saya rusak. Kenapa eh kenapa?... ternyata eh ternyata source background imagenya sudah hilang. Seperti ini tampilannya jika dilihat:

klik gambar untuk memperbesar


Berpikir untuk ganti template aja sih awalnya, berharap dapat source gambar yang sama ditempat lain dan akhirnya dapet juga. Url background yang hilang adalah http://img204.imageshack.us/img204/5522/contentvg1.jpg, namun setelah dibuka, yang keluar justru image berikut:

 


Berikut sedikit langkah yang dilakukan:
  1. Kunjungi provider template yang dipakai untuk blog yang bersangkutan. Misalnya donlod dari btemplates, blogcrowds, dll.
  2. Kemudian search nama template yang kita pakai sekarang (Kalau ngga tau, buka kode html anda di blogger, Rancangan >> Edit HTML >> Ctrl+F >> Name).
  3. Biasanya setelah kita melihat template kita di halaman penyedia template yang dipakai, maka biasanya ada pilihan download atau preview. Klik preview
  4. Pada saat preview, ketika halaman templatenya tidak ada yang rusak, silahkan ambil gambar kita yang hilang.
  5. Klik kanan >> view page info >> tab media >> pilih nama gambar kita yang hilang >> copy
  6. Selanjutnya kita replace url gambar yang rusak/hilang tersebut dengan Paste gambar yang sudah dicopy di Edit HTML (jangan lupa expand template widget terlebih dahulu).

Saran saja bagi teman-teman yang pakai template blogger gratisan, lebih baik donlod source image template yang menggunakan provider gratisan seperti (flickr, imageshack, dll), karena sewaktu-waktu gambar tersebut bisa saja dihapus, mungkin bisa kita upload ulang di blogger untuk antisipasi. Selamat mencoba bagi yang merasa memiliki permasalahan seperti saya.

    Minggu, 20 Februari 2011

    Minggu, 13 Februari 2011

    Pengangguran Sementara


    Dalam skala terkecil, paling tidak setiap orang melakukan perencanaan dan memiliki rencana, mungkin kalau dicontohkan bisa dalam bentuk 'niat', dan hal tersebut dilakukan berulang-ulang bahkan rutin. Bukan tanpa sadar kita melakukan rutinitas makan, pastinya diawali dengan niat. Menurut beberapa teman, hidup kita harus terencana, mulai dari targetan 1 tahun kedepan, 5 tahun kedepan, sampi karir jangka panjang. Itulah yang menjadikan motivasi dalam hidup agar tetap struggle sampai -paling tidak mendekati- tercapainya targetan tersebut. Dalam praktinya memang, saya tidak pernah benar-benar matang dalam konteks tersebut (hehe..3x). Mulai dari seseorang yang ingin konsen dengan studi, beranjak menjadi aktivis nanggung, pengusaha nanggung, sampai menjalani karir sebagai karyawan yang nanggung juga. Dinamika persepsi yang tak kunjung final tersebut menjadi tidak seattle dan jauh dari kemapanan ekonomi layaknya seseorang yang berkarir step by step. Setidaknya saya harus bersyukur bahwa hari ini saya sudah berkecukupan. Amiin.

    Juli 2006 merupakan merupakan starting kembali menentukan pilihan ketika sedang idealis-idealisnya dengan rasa percaya diri yang tinggi setelah merampungkan studi. Seolah berdiri dipersimpangan dengan banyak sekali jalan yang bisa dilalui, namun malah rest selama 3 bulan, mungkin karena kebingunan mau kemana. Yup, mulai mencicipi sedikit dunia politik, hanya untuk beberapa bulan sampai akhirnya terdampar menjadi pembelajar di sebuah daerah terpencil, belajar bahasa inggris. Lumayan kerasan sepertinya, sampai lupa kewajiban yang lebih besar dan lupa jalan pulang. Memang bukan disini seharusnya, jadi tidak bisa berlama-lama.

    Ciputat lagi. Lama juga, tapi nggak banyak berubah sepertinya. Proses sosialisasi lagi dengan teman-teman untuk membiasakan atmosfir yang sudah lama terlupakan. Akhirnya, jadi karyawan, untuk mengejar ketertinggalan. 1 tahun berjalan, off dulu, kangen dengan aktivisme. Ups, bergelut dengan dunia belajar-mengajar. Ada kenyamanan tersendiri saat kita mengajar dan muhadir memperhatikan, dengan sesekali bertanya. Itu juga tidak lama. Gabung lagi dengan dunia profesional sampai saatnya, hari ini, saya menjadi seorang pengangguran.

    Pengangguran, itulah kata yang barangkali tepat, atau mungkin bisa disebut pengangguran sementara. Beberapa bulan lalu menjadi salah satu saat paling membahagiakan saat membaca pengumuman bahwa nama saya tertera di papan tersebut. Mulai bergegas mempersiapkan prasyarat dan juga mempersiapkan surat resign saya. Jarang sekali seseorang lega saat memasuki kerja di hari terakhir jika belum pasti tempat barunya. Orang bijak mengatakan 'jangan buang sepatu lama sebelum dapat sepatu yang baru' (orang bijak yang mana ya?), maksudnya jangan keluar kerja terlebih dahulu sebelum dapat pekerjaan baru. Kalau saya kondisinya mungkin 'buang saja sepatu lama, kan sepatu yang baru sudah indent'.

    Minggu, 06 Februari 2011

    Korupsi

     

    Sektor Publik (Pemerintah, baik pemerintahan pusat maupun daerah) selalu menjadi bahan pemberitaan atas kasus-kasus kejahatan birokrasi yang dikenal dengan KKN (korupsi, kolusi, nepostisme), dikarenakan masyarakat adalah stakeholders dari pemerintahan itu sendiri, sehingga jika terdapat penyalahgunaan maka harus dipertanggungjawabkan kepada stakehorders yang bersangkutan (masyarakat). Berbeda dengan perusahaan swasta, dimana stakehorders-nya pihak-pihak tertentu saja sehingga progress maupun penyalahgunaan yang terjadi tidak perlu masuk ke wilayah publik, kecuali memiliki ekses terhadap masyarakat.

    Korupsi dapat didefinisikan sebagai pemakaian fasilitas publik untuk kepentingan pribadi, dengan kata lain, dengan menggunakan jabatan, seseorang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk keuntungan pribadi saja. aktivitas korupsi dapat berupa: (a) penyuapan, (b) pemerasan, (c) penipuan, (d) penggelapan, (e) nepotisme, (f) kronisme, (g) penggunaan aset publik dan properti untuk penggunaan pribadi, dan (h) memberikan pengaruh.

    Indonesia sampai saat ini masih dianggap setengah hati dalam mengentaskan korupsi. Otonomi daerah yang berimplikasi pada desentralisasi kekuasaan juga berdampak pada banyaknya kasus desentralisasi korupsi yang terjadi. Beberapa kasus korupsi seperti kasus bail-out Century dan Gayus Tambunan yang tak kunjung selesai dan terkesan politis benar-benar menyesakkan hati nurani kita. Bebas bersyarat Artalyta Suryani yang hanya menjalani 2/3 masa hukuman karena remisi berkelakuan baik di tahanan tanpa mempertimbangkan ruangan sel mewah beliau, seolah memberi pesan kepada publik bahwa silahkan korupsi sampai kaya, maka hidup anda akan aman, damai, dan tentram, karena mendapat perlakuan khusus sebagaimana curhat dari penyanyi “andai ku gayus tambunan”.

    Indeks persepsi korupsi di Indonesia tahun 2010 masih sangat memprihatinkan yakni sebesar 2,8 (skor 0 = buruk sampai dengan 10 = baik) dan masuk dalam jajaran negara terkorup di dunia dengan urutan ke-110 sebagaimana diungkapkan oleh Transparency International. Tidak terdapat kenaikan dari tahun 2009, bahkan masih teringgal dari negara-negara tetangga seperti: Singapura (9,3), Brunei Darussalam (5,5), Malaysia (4,4), dan Thailand (3,5). Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dalam beberapa tahun terakhir dengan rata-rata kenaikan skor pertahun sebesar 0,08 poin sejak 2006.


    Tabel 1.1
    Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
    Indonesia (2006-2010)
    Tahun
    Peringkat Dunia
    Skor IPK
    Interval Kepercayaan
    2006
    130
    2,4
    2,2 – 2,6
    2007
    143
    2,3
    2,1 – 2,4
    2008
    126
    2,6
    2,3 – 2,9
    2009
    111
    2,8
    2,4 – 3,2
    2010
    110
    2,8
    2,3 – 3,2








    Hal tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat masih pesimis terhadap pemberantasan korupsi yang selama ini dilakukan. Nampaknya dominasi sejarah lama masih sulit dihilangkan. Dengan tidak menafikkan berbagai upaya KPK atas terungkapnya kasus-kasus korupsi kelas kakap, namun belakangan KPK juga dielu-elukan masih tebang pilih atas pihak-pihak yang dijadikan tersangka. Misal kasus traveler cheque pemilihan deputi gubernur bi miranda s gultom, ketika para mantan anggota dewan dijadikan tersangka, justru yang bersangkutan (miranda s gultom) hanya berstatus saksi, seolah terjadi saling serang antara pemerintah dan pihak oposisi.
    Diberdayakan oleh Blogger.

    My Instagram